Namanya Nirmala, ia berjalan menyusuri koridor antar ruang kelas.
Senyumnya tak hentinya ia lepaskan kepada orang-orang yang ditemuinya,
seiring kakinya melangkah. Di sudut koridor, aku duduk memperhatikan
dirinya dari kejauhan. Sudah lama aku menyukainya dan hampir semua
laki-laki di kampus juga pasti merasakan hal yang sama. Ia perempuan
sederhana, dengan sikapnya yang manis dan wawasan luas, tak pelak
membuat hampir semua laki-laki ingin menjadi pasangannya. Bukan hanya
itu, ia hobi memotret - sama halnya denganku, itu pula yang menjadikan
aku dengan Nirmala dekat, dibandingkan laki-laki lainnya. Tapi, perasaan
manusia tak pernah ada yang tahu. Begitu pula Nirmala, aku yang setahun
terakhir ini menemaninya diam-diam menyimpan rasa yang terhadap Nirmala
dan ia tidak tahu itu.
Malam harinya, seperti biasa, sebagai sosial media addict, aku mulai
berselancar di dunia maya. Suara denting pemberitahuan chat dari YM,
mengalihkan aku yang sedang memilih foto hasil bidikanku hari ini.
"Hi, lg on ya?" sapa pemilik YM berakun, LittleAngel - yang tak lain adalah Nirmala.
Aku hanya membalasnya dengan emot smile.
"Gue heran, elu itu siapa ya? Kok gue hampir tiap malam curhat sama
lu. Boleh tau nama asli lu?" balasnya. Ya, hampir tiap malam ia chat
aku, menceritakan segala masalahnya, termasuk soal laki-laki yang ia
sukai. Jujur, yang ini memang membuat lebam hati.
"Gimana? Tadi elu udah ketemuan sama cowo yang lu suka? Buat...." aku mengalihkan pembicaraan.
"Belum. Seharian ini gue sibuk ngurusin skripsi gue."
"Kalo dia emang dambaan hati lu, buruan deh elu deketin sebelum dia sama yg lain. Emang dia siapa sih? Sekampus?"
"Masa iya, cewe dulu yang deketin. Ogah. Nama Dandi, iya sekampus.
Gue deket sama dia juga baru setahun terakhir gara-gara dia suka
fotografi kayak gue."
Degupan kencang di dadaku, perlahan makin terasa cepat. Aku meremas
kepalaku pelan. Mengulum senyum yang kian tak terbendung. Apa aku sedang
mimpi? Nirmala, perempuan itu, ia juga diam-diam menyukaiku dan
mengharap sesuatu yang lebih dariku.
Aku sibuk dengan pikiranku yang terhubung dengan suasana hati. Aku bahagia, tak tahu semua akan seperti apa selanjutnya.
Terdengar beberapa kali suara chat dari Nirmala. Rupanya, ia kesal karena aku tak segera menjawab chatnya.
"Sori, tadi ada sedikit trouble. Hmm kalo Dandi itu gue, apa yg
bakal lu lakuin" tulisku. Gila kenapa aku bisa-bisanya menulis seperti
ini?
"Gue akan mengatakan apa yang mengganjal perasaan gue dan gue akan
tanya apa dia juga merasakan perasaan sama serti apa yang gue rasakan."
Dan, aku memilih mengakhiri pembicaraan dengannya malam ini. Aku
takut terjebak dan ia hanya mempermainkanku. Namun, nyatanya pikiranku
mulai sibuk menyiapkan bagaimana cara mengungkapkan perasaanku dan
memulai dengan Nirmala dari awal. Ya, Nirmala telah membuka hati untukku
dan aku menyambutnya. Kini hanya masalah waktu, kapan aku dan Nirmala
saling menautkan hati satu sama lain. Aku rasa, besok adalah waktu yang
tepat. Bukankah tak perlu menunggu waktu terlalu lama untuk memasuki
pintu hati yang telah terbuka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar