Belia yang mempertemukan aku denganmu, Ai
Di bawah rimbunan salju, ingatkah kau saat itu Ai?
Kita saling menggenggam tangan satu sama lain
Ai, apakah kamu tahu?
Di saat kita tumbuh bersama,
Di saat itu pula aku diam-diam menyimpan rasa untukmu
Diam-diam aku memiliki cemburu di relungku
Rasanya, kau tak perlu tahu jika semua sudah terlambat
Bagiku, kehadirannya yang membuatmu bahagia
Adalah hal tersakit dan terindah yang pernah aku rasakan
Ai, bila kau tidak ada sejengkal dari sisiku
Aku mengingatmu setiap memori yang pernah kita rakit bersama
Wangi pantai yang semerbak
Jejak-jejak kakimu di tepian pantai yang membekas mungil
Kadang kala, ditepian pantai ketika metahari terbenam
Aku selalu berharap kamu menjadi matahari,
Yang selalu kutunggu di saat malam perlahan turun
Yang selalu ingin kutemui begitu harum wangi pagi hari datang
Ai, apakah aku boleh mengajukan pertanyaan untukmu?
Adakah aku di hatimu yang telah kau kenal milyaran hari yang lalu?
Kapankah kau akan tahu apa yang ku kusimpan di hati ini?
Aku tahu, mungkin akan akan sangat melelahkan mananti dirimu memyambutku
Tapi, mungkin sekarang waktunya untuk aku tahu
Bahwa cinta tak pernah lelah menanti....
(terinspirasi dari Novel Ai oleh Winna Efendi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar